Selasa, 15 Maret 2016

Dari Gerhana Matahari Total hingga Kelahiran Cucu Presiden

Indonesia Sepekan: Dari Gerhana Matahari Total hingga Kelahiran Cucu Presiden

Ilustrasi (Okezone)

Indonesia sepekan ke belakang, di Ibu Kota, diwarnai cerita-cerita yang beragam, dari gerhana matahari total yang menjadi perhatian dunia, kisruh antara Menteri yuddy dengan guru honorer hingga kelahiran cucu pertama Presiden Joko Widodo.

1. Gerhana Matahari Total
Perhatian dunia pada pekan ini sempat tertuju ke Indonesia, bukan karena aksi ekonomi, olahraga atau politiknya yang membuat mata dunia terpusat ke Bumi Nusantara, namun karena adanya fenomena Gerhana Matahari Total yang melanda sebagian wilayah Indonesia.
Gerhana Matahari Total dipercaya terulang dalam hitungan puluhan tahun, tak heran jika fenomena ini tidak dilewatkan oleh banyak kalangan, dari masyarakat biasa hingga para astronom, hingga para pejabat dan kaum agamis.
Di banyak daerah, fenomena ini disikapi sebagai fenomena alam karena kebesaran Allah. Tidak heran jika banyak masyarakat yang menggelar salat gerhana untuk menyambut fenomena tersebut.
Sementara untuk kalangan astronom, fenomena ini Komunitas pecinta ilmu astronomi asal Yogyakarta "Jogja Astro Club" mendorong pemerintah memanfaatkan fenomena gerhana matahari total (GMT) sebagai momentum untuk membangkitkan ilmu astronomi nasional.
"Euforia masyarakat mengamati fenomena alam ini perlu dimanfaatkan sebagai awal dibangkitkannya kembali ilmu tentang astronomi di Indonesia," kata Pembina Jogja Astro Club (JAC) Mutoha Arkanuddin.
Menurut Toha, tingginya animo masyarakat menyaksikan peristiwa langka yang pernah terjadi 33 tahun silam itu menandakan bahwa sebagian besar masyarakat telah memiliki kepedulian terhadap ilmu astronomi. Jauh berbeda dengan gerhana matahari total pada 1983 yang justru disambut dengan ketakutan.
"Ini juga berkat peran media massa yang memiliki kontribusi besar menghubungkan para pakar astronomi dengan masyarakat, sehingga rasa takut atau acuh terhadap fenomena gerhana matahari menghilang," kata dia.
Oleh sebab itu, menurut Mutoha, perubahan cara pandang masyarakat tersebut diharapkan dapat ditangkap oleh para pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan ilmu astronomi. Contoh yang paling kecil, misalnya, menurut dia, adalah dengan membuka mata pelajaran khusus astronomi di sekolah formal mulai SD hingga SMA.
Momentum gerhana matahari total yang terjadi di Indonesia rupanya tak luput dari pengamatan dua kepala negara Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Berbeda dengan JK yang menyaksikan fenomena tersebut di Palu, Presiden Jokowi lebih memilih melihat langsung fenomena gerhana matahari total di Istana Bogor.
Dalam akun Facebook resmi miliknya, Presiden Jokowi setidaknya mengunggah empat foto aktivitasnya dalam mengamati gerhana matahari total.
Dengan mengunakan kacamata khusus untuk mengamati gerhana matahari total, pria asal Surakarta, Jawa Tengah tersebut nampak santai dengan mengunakan kemeja berwarna putih dan sarung.
"Menyaksikan gerhana matahari dari halaman Istana Bogor. Fenomena alam yang luar biasa. Inilah tanda-tanda kekuasaan Allah, kebesaran Allah," ujar Presiden Jokowi dalam akun Facebook miliknya.
Hal ini menjadi perhatian, karena Presiden Jokowi nampak berbeda dengan aktivitas kesehariannya yang lebih sering mengenakan jas dan pakaian batik formal.
Dalam foto selanjutnya Presiden Jokowi juga nampak berjongkok mengamati matahari yang tepat ada di depannya tersebut. Rupanya fenomena langka tersebut dijadikan momentum orang nomor satu di Indonesia tersebut untuk mengawali pagi harinya.
2. Kisruh Menteri Yuddy dengan Guru Honorer
Mashudi, guru honorer asal Brebes, Jawa Tengah, ditangkap anggota Polda Metro Jaya pada Jumat 4 Maret karena mengirim pesan singkat (SMS) ke Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi.
Mashudi kesal terhadap Yuddy yang berjanji akan mengangkat guru honorer menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Sebab, Mashudi yang telah 16 tahun bekerja sebagai guru honorer tak juga diangkat menjadi PNS.
Hingga akhirnya Mashudi mengirim SMS ke Yuddy Chrisnandi saat melakukan demonstrasi di depan Istana Negara pada 10-12 Februari yang berujung pada jeruji besi.
"Mashudi ditangkap oleh Polda Metro Jaya dengan tuduhan pencemaran nama baik. Bagi kami, ini sebuah kriminalisasi," ucap Wakil Ketua Umum Forum Komunikasi Honorer K2 Indonesia, Andi Nurdiansyah, kepada awak media, di Kantor LBH Jakarta.
Andi menjelaskan, Mashudi mengirim SMS sebanyak 20 kali kepada Yuddy namun tak digubris, hingga akhirnya kembali mengirim SMS yang ke-21 kali dan dijawab oleh staf khusus Yuddy.
SMS balasan yang diterima Mashudi dari staf khusus tersebut dinilai memancing Mashudi untuk melemparkan kata-kata kasar. Mashudi dituduh sebagai calo PNS dalam balasan SMS-nya.
"Ini yang memancing emosi Mashudi. Ia kemudian ditangkap dengan tuduhan pencemaran nama baik oleh Polda Metro Jaya, yang dilaporkan oleh staf khusus ini," jelas Andi.
Andi kembali menerangkan, Mashudi yang setiap bulannya hanya diupah Rp350 ribu ditangkap oleh anggota Polda Metro Jaya di Brebes. Menurut Andi, penangkapan yang dilakukan Polda Metro Jaya dinilai tidak masuk akal dan sebagai bentuk kriminalisasi.
"Mashudi ditangkap Polda (Metro Jaya) di Brebes, dijemput dari Jakarta cuma untuk menangkap guru honorer yang ngirim SMS ke menteri kan enggak masuk akal," tukasnya.
3. Kelahiran Cucu Pertama Persiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo (Jokowi), sudah sah menyandang status kakek. Pasalnya telah lahir benih cinta putra pertamanya, Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda yang diberi nama Jan Ethes Sri Nalendra.
Menurut Gibran, 'Jan' memiliki arti sangat, 'Ethes' memiliki arti cerdas dan trengginas, Sri Nalendra memiliki arti pemimpin yang baik. Sehingga, Gibran mengharapkan, nantinya cucu pertama Presiden Jokowi itu kelak menjadi sangat cerdas dan trengginas untuk menjadi seorang pemimpin yang baik.
Kabar gembira ini langsung disambut Presiden Jokowi dengan melihat secara langsung cucu pertamanya di Surakarta. Presiden Joko Widodo mengungkapkan rasa kegembiraannya dengan hadirnya Jan Ethes Sri Narendra, cucu pertamanya, dari buah cinta Gibran Rakabuming Raka dengan Selvi Ananda.
Bahkan dengan gaya candanya, Presiden Jokowi mengaku baru menyadari kalau dirinya saat ini sudah menjadi seorang kakek.
"Sekarang saya sudah jadi kakek. Padahal saya masih merasa muda. Ya, disyukuri saja,"ujar Jokowi yang disambut tawa para hadirin, di UNS Solo, Jawa Tengah,Jumat (11/3/2016).
Meski begitu, Jokowi mengaku sangat bersyukur sekali, proses kelahiran menantunya berjalan lancar.
Ketua Divisi Sosialisasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda berharap, kehadiran cucu pertama orang nomor satu di Indonesia ini menjadi "amunisi" tersendiri bagi Presiden Jokowi untuk membawa Indonesia semakin hebat.
Menurut Erlinda, momentum kelahiran cucu pertama ini juga diharapkan dapat menjadikan  Presiden Jokowi lebih dekat dengan rakyatnya. Selain itu, dapat juga dijadikan untuk membangkitkan perlindungan anak Indonesia sesuai dengan haknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar